KEKUATAN DOA, JANJI DAN CINTA DI BUMI LOROSAE TIMOR-TIMUR
Saya Ny. Togar Harahap, istri dari Mayor Inf. Togar Harahap yang bertugas di Kodim 0309 Solok Kodam I / Bukit Barisan, akan menceritakan kisah sejati saya yang diawali dengan pertemuan dengan suami di Bumi Lorosae Timor-Timur yang penuh dengan liku-liku dan tantangan. Kisah ini membuktikan kekuatan doa,janji dan cinta yang membuat kami kuat dalam mengarungi kehidupan.
Inilah awal kisah hidup saya
Saat masih SMA tidak ada kamus pacaran dalam hidup saya. Saya jalani hari-hari dengan belajar dan berorganisasi karena ingin selalu berprestasi dan membahagiakan orang tua dan keluarga yang pada akhirnya membuat saya tidak punya teman dekat seperti kebanyakan teman2. Ketika kuliah disibukkan dengan kegiatan kampus dan berorganisasi yang pada akhirnya mengesampingkan teman dekat. Pada saat kuliah inilah saya merasakan butuh teman dekat yang bisa berbagi suka dan duka, apalagi saat itu sedang menyelesaikan skripsi. Kedekatan dengan seseorang membuat saya bersemangat. Tetapi akhirnya kandas karena sahabat sejati berkhianat. Hancurlah sudah, selama 6 bulan skripsi terlantar. Alhamdulillah berkat dukungan orang tua dan teman2 skripsi bisa diselesaikan pada tahun 1993 meskipun dengan penuh perjuangan karena kasih tak sampai.
Menjalani hari-hari dengan kondisi patah hati membuatku menerima tawaran pergi ke timor-timur untuk mendapatkan pekerjaan. Tidak terbayangkan ke timor-timur dengan perjalanan naik kapal Dobonsolo selama 5 hari dari pelabuhan Tanjung Perak. Mungkin kalau saat ini disuruh naik kapal laut selama 5 hari tidak akan sanggup menjalani. Bapak dan Ibu mengantarku sampai pelabuhan. Oleh kakak saya dititipkan oleh teman-temannya di kapal. Kakak seorang pegawai RRI dan guru yang ditugaskan di Timor-Timur.
Pertemuan dengan Prajurit Sejati.
Tidak terbayang dalam kehidupanku akan mengenal kehidupan tentara. Latar belakang keluarga yang sama sekali tidak ada keluarga Tentara membuatku tidak mengenal tentara dan bagaimana kehidupannya. Sampai di Timor-Timur saya disambut oleh lingkungan Tentara. Rumah kakak ternyata berada di tengah-tengah Perwakilan tentara di Taibesi. Rumah kami dikelilingi perwakilan-perwakilan batalyon seluruh Indonesia yang bertugas di Timor-Timur. Kehidupan keluarga kakak yang selain sebagai pegawai RRI juga sebagai pengurus Masjid At Taqwa yang bertugas mengurus masjid di lingkungan perwakilan.
Saat itu hari Jumat , ketika itu saya bertemu dengan beberapa orang yang berpakaian muslim dan menyapa dengan ramah. Dan pada hari itu ternyata banyak sekali jamaah Jum’at yang melaksanakan kegiatan sholat Jum’at. Kata kakak itu adalah tentara yang baru turun dari daerah. Ada satu tentara yang sering memperhatikanku dan selalu menegurku dengan ramah. Namanya Serda Togar Harahap. Pertemuan membuat kami saling dekat dan saing mengenal lebih dekat. Selalu kulihat saat adzan berkumandang Serda Togar Harahap bergegas ke masjid dekat rumah untuk menjalani kewajiban sholat.
Tujuan awal kujalani dengan mendaftar keberbagai instansi untuk mendapatkan pekerjaan. Ternyata mendapatkan pekerjaan tidak segampang yang kubayangkan. Harus menunggu. Kuhabiskan waktu dengan mengikuti berbagai kegiatan di masjid dan pengajian kelompok di lingkungan.
Kedekatanku dengan Serda Togar Harahap menimbulkan rasa yang berbeda. Tetapi karena trauma dengan saat kuliah membuatku memilih diam. Tetapi dalam sujudku selalu kuselipkan doa untuk mendapatkan jodoh yang taat dalam beragama. Secara diam2 kami mulai dekat dan membuat janji bertemu. Pantai Kelapa, pantai Hera, pantai Pasir Putih, Pantai Metinaro dan Pantai Lukisa menjadi saksi pertemuan kami selepas Serda Togar Harahap bertugas dari daerah Los Palos.
Kedekatanku dengan Tentara membuat kakakku dan orang tua memutuskan untuk memintaku kembali ke Jawa. Orang tuaku menganggap tentara dan suku Batak selalu identik dengan kekerasan. Dengan berat hati kutinggalkan bumi Lorosae setelah 3 bulan berada di bumi yang cantik itu. Serda Togar Harahap, Serda Yance, Serda Kuzeni dan serombongan tentara Batalyon 621 / Manuntung Kalimantan Selatan mengantarku kepelabuhan Dili. Masih tergiang peluit kapal Kelimutu meninggalkan pelabuhan dili dengan janji akan bertemu kembali.
Hubungan Jarak Jauh
Sesampai di Jawa kuputuskan untuk melamar kebeberapa pekerjaan. Hubungan melalui surat terjalin dengan baik. Saya tidak tahu mengapa saya percaya dengan janji2nya. Untuk berkomunikasi dengan telpon harus kulakukan melalui wartel dan saat-saat tertentu. Menunggu surat dan telpon adalah sangat sesuatu saat itu. Tahun 1994 saya diterima di perusahaan swasta di Cianjur Jawa Barat. Orang tua dan saudara mengira saya tidak lagi berhubungan. Tapi entah mengapa meskipun sudah beberapa kali memutuskan berpisah selalu tersambung kembali.
Janji bertemu di Bandara Cengkareng Jakarta
Bulan September tahun 1995 kami berjanji bertemu di Bandara Cengkareng. Meskipun hubungan tidak semudah saat ini kami bisa bertemu di cengkareng dengan mengandalkan komunikasi melalu media telegram dan janji yang pasti ditepati. Pertemuan itu membuat kami semakin dekat. Tetapi keluarga tetap melarang karena tidak mengenal Serda Togar Harahap yang berasal dari Padang Sidempuan Sumatera Utara, kota yang tidak pernah terfikirkan oleh keluarga besarku.
Janji bertemu di Bandara Juanda
Awal tahun 1996 kami membuat janji melalui telepon untuk bertemu di Bandara Juanda. Pengunduran diri dari pekerjaan yang saat itu menempati posisi manajer perusahaan swasta kulakukan dengan berat hati. Perusahaan menawarkan saya boleh kembali lagi. Janji yang ditepati Serda Togar Harahap untuk bertemu membuatku yakin untuk menentukan pilihan hidup. Tetapi bapak dan ibu berkeberatan dengan pilihan hidupku.
buku menangis saat saya memutuskan menerima lamarannya dan bilang kalau melihat keberanian Serda Togar harahap meminta saya langsung sudah cukup bagi ibu untuk merestui hubungan kami berdua. . Dengan berbekal restu ibu dan bapak saya jalani kehidupan sebagai istri prajurit pada tanggal 5 Juni 1996.
Awal kehidupan di lingkungan Tentara.
Kehidupan di Batalyon 621 Manuntung jauh dari bayangan kehidupanku sebelumnya. Semua yang serba diatur membuatku sekali sekali teringat kehidupanku sebagai orang sipil. Tidak banyak bicara itu yang kulakukan menghindari kesalahan karena takut dilingkungan Tentara. Kehamilanku di bulan kedua melengkapi kebahagiaan kami . Selalu kuselipkan doa untuk mendapatkan anak perempuan. Ketaatan beribadah suami tercermin dalam aktivitas sehari-hari. Memasuki bulan ke tujuh suami mendapatkan tes Secapa. Saya sangat keberatan ditinggalkan di Barabai Kalimantan Selatan untuk mengikuti tes Secapa di Bandung. Berkat dorongan orang tua untuk mendoakan suami diterima Secapa dan pentingnya sekolah, alhamdulillah suami lulus tes Secapa ( hanya sekali tes ). Keikhlasanku menjalani hari2 tanpa suami di sisiku dan doa yang selalu kupanjatkan untuk mendapatkan anak perempuan pertama dikabulkan Alloh. Anak pertama lahir perempuan pada tanggal 27 April 1997. Selesai pendidikan Secapa suami mendapatakan penempatan di Batalyon 131 Brajasakti Payakumbuh. Saat suami menjalani tugas 1,5 tahun tiba2 sakit ( adanya flek di paru2 )yang pada akhirnya mendapatkan surat tugas pindah ke satuan Kodim 0309 Solok.. Padahal suami tidak merokok samasekali.
Anak Pertama Sakit DBD Grade 4
Saat anak pertama kelas 4 tidak disangka2 terkena penyakit DBD grade 4. RST di Kota Solok tidak sangup menangani karena sudah terjadi pendarahan. Akhirnya dirujuk ke RST Padang, yang pada akhirnya dirujuk ke Rumah Sakit M. Jamil yang merupakan Rumah Sakit terbesar di wilayah ini. Kondisi anak saya yang sudah parah mengharuskan dia berada di ruang isolasi dan mendapatkan transfusi darah sebanyak 22 kantung. Anak saya sudah tidak boleh makan dan minum selain cairan infus karena pecahnya pembuluh darah dibeberapa bagian. Kepala Sekolah yang merupakan atasan saya menitipkan doa untuk saya baca berulang2 selesai sholat fardu yaitu Ya Hayyu Ya Hayyum sebayak 7 kali dan meminta berdoa dalam hati meminta apa yang mau saya meminta. Dalam doa saya memohon ampun pada Alloh dan meminta diberi kesempatan merawat anak saya kembali. Sungguh suatu keajaiban, kesehatan anak saya berangsur pulih seperti sediakala. Para dokter bilang sungguh ajaib anak saya bisa pulih kembali, karena kalau grade 4 sangat tipis harapannya. Salah seorang dokter bilang kami sebenarnya hanya menghitung waktu saja tetapi melihat semangat saya sebagai ibu membuat mereka bersemangat. Dalam hati saya bersyukur doa saya dikabulkan Alloh SWT.
Suami terkena sakit jantung ( pembengkakan jantung )
Tahun 2007 tahun suami mengalami sakit yang tidak terduga2, pembengkakan jantung. Saat malam tidak bisa tidur dan kondisi lemah. Doa dan usaha terus kulakukan agar suami pulih kembali. Suami tanpa mengeluh menjalani pengobatan melalui medis dan dzikir yang selalu dilantunkan. Selama 2 tahun menjalani pengobatan rutin dan sabar. Alhamdulillah seiring berjalannya waktu suami pulih kembali dan dapat menjalankan aktivitas seperti biasa.
Keinginan Suami berangkat Umroh
Di tahun 2009 suami menyatakan keinginan untuk beribadah umroh. Karena tidak adanya tabungan saya katakan satu-satunya yang ada hanya mobil, kalau memang berniat dijual saja mobilnya. Suami bimbang tetapi saya sering melihat dalam sholat malamnya suami menangis. Dengan keikhlasan saya benar2 meminta untuk menjual mobil agar bisa berangkat umroh. Saya berdoa semoga bisa membahagiakan suami dan berkah. Alhamdulillah suami berangkat umroh tahun 2009 dan saya titip doa agar saya bisa berangkat umroh. Sepulang dari umroh tidak terduga2 mendapatkan rejeki yang pada akhirnya kami bisa mengganti mobil kami dengan yang lebih bagus. Pada tahun 2015 saya bisa berangkat umroh, saya berdoa semoga keluarga saya ada yang bisa berangkat umroh. Alhamdulillah tahun 2018 ini 3 orang keluarga besar saya bisa berangkat umroh dan suami berangkat kembali umroh sebagai leader tour.
Suami mendapatkan Pangkat Mayor.
Suami yang selalu taat beribadah membuat saya tenang berada didekatnya. Doa2 yang kami panjatkan untuk kehidupan tak henti-hentinya kami lantunkan. Tanpa diduga-duga tahun 2015 suami dan satu orang temannya diajukan oleh komandan satuan mendapatkan pangkat Mayor melalui jabatan Pabung Kabupaten Solok dan Pabung Solok Selatan. Alhamdulillah bulan Oktober 2016 suami mendapatkan pangkat Mayor. Sesuatu yang luar biasa bagi kami yang dari pangkat terendah mendapatkan anugerah pangkat Mayor .
Cobaan anak pertama mengikuti tes Polwan
Tahun 2015 anak pertama yang bercita2 menjadi polwan gagal dalam tes pertama. Untungnya masih ada cadangan anak diterima di perguruan tinggi negeri di UNAND Padang. Tetapi karena keinginan yang kuat mengikuti lagi tes kedua dan gagal di Pantokhir. Begitu berat cobaanya. Secara diam2 kuliah ditinggalkan dan fokus pada penerimaan Polwan. Sempat saya marah dan tidak mau bicara. Dalam ketakutan dan rasa bersalah anak memohon untuk merestui dan mendoakan diterima di Polwan pada tes yang ketiga. Saya menangis melihat permintaan yang dikirim lewat sms. Akhirnya saya ikhlas anak berhenti kuliah dan merestui dengan doa untuk diterima di tes Polwan tahun ketiga. Ahamdulillah di tahun ini tahun 2018 anak diterima di Polwan dan sekarang sudah selesai pelantikan menjadi Bripda.
Demikian sekelumit kisah hidup saya. Saya sangat bangga menjadi bagian dari keluarga TNI. Warna warni kehidupan saya dapatkan disini. Banyak pelajaran berharga yang saya dapatkan. Disiplin, kekeluargaan, saling menguatkan, semuanya saya dapatkan. Kekuatan doa, janji dan cinta yang membuat kami kuat dalam mengarungi kehidupan. Saya sangat berterima kasih kepada suami yang selalu mengajarkan beribadah dengan baik. Janji Alloh benar, kita boleh meminta kepada Alloh melalu doa yang kita kirim. Dan kekuatan cinta yang selalu menyatukan kami.
PROFIL PENULIS
Nama TTL Pendidikan Pekerjaan Suami NRP Satuan Anak
Motto |
: : : : : : : :
: |
Sri Lestari, S.Pt, MM Ponorogo, 21 Oktober 1968 Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Kepala SMKN 1 Gunung Talang Kabupaten Solok Mayor Inf. Togar Harahap (Pabung Kabupaten Solok ) 541525 Kodim 0309 Solok BriptuMutia Mayangsari Kharimah Harahap, Bripda Ahsan Taqwim Maulana Harahap, Alfi Syahrin Maulana Harahap Hidup adalah untuk berbuat kebaikan
|
Terima kasih admin